Rabu, 12 November 2014

RINDU nya TERE LIYE (Bagiang seddi)

Novel yang ditulis oleh Tere Liye ini terdiri dari 544 halaman dengan 51 Potongan cerita. Sungguh tak terkira berapa kali saya menteskan air mata karena begitu terhanyut dalam untaian kata yang dirangkai dengan indah dan sangat bijak oleh penulisnya.
Seperti membaca tulisan-tulisan Tere Liye sebelumnya selalu saja ada banyak hal baru yang saya temukan tidak hanya tentang tempat-tempat indah, pelajaran-pelajaran baru, kata-kata bijak, keharuan tapi selalu saja kutemukan cinta dan kedamaian didalamnya.

Novel RINDU ini berlatar belakang Kota Makassar di bagian Awal, bercerita tentang perang dan penjajahan Belanda tapi dibagian satu saya sudah bisa menemukan pelajaran tentang kapal Uap, tentang pengetahuan agama dan tentang cinta lagi tapi cintanya sungguh bukan cinta muda mudi sekarang melainkan cinta yang universal dan pastinya jauh lebih menghanyutkan.
Tapi tidak hanya tentang Ibu Kota Sulawesi Selatan saja, ada latar belakang kota Surabaya, Jakarta (Batavia saat itu), padang, Pontianak, Banda Aceh, Sri Langka, Kolombo dan juga samudra Hindia. Panjang sekali jika harus saya ceritakan detailnya bahkan bisa jadi seluruh isinya saya ciplak pindah ke blog ini tapi sungguh saya tidak akan melakukan itu, ada LIMA bagian penting dari buku ini yang ingin saya bagi, sebagaimana air mataku menetes haru begitu pula kalimat-kalimatnya memeluk hatiku.

(beberapa kalimatnya sa tulis seperti persis dengan jawaban Gurutta dalam Buku ini jadi bukanji Plagiator nah)

Satu, (p. 311-315). Keliru sekali jika kita harus lari dari kenyataan yang buruk tentang diri kita karena itu hanya akan menyulitkan kita sendiri, semakin keras kita berusaha lari, semakin kuat cengkramannya, semakin kencang kita berteriak melawan maka semakin kecang pula gemanya memantul, memantul, memantul lagi dan memenuhi kepala karena cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah dan mulailah dengan damai menerimanya. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Cukup dipeluk semua kisah itu, berikan tempat terbaik dalam hidupmu, terima perlahan-lahan maka ia akan memudar dengan sendirinya.

Jika kau memikirkan penilaian orang lain maka ketahuilah saat kita tertawa hanya kitalah yang tau persis apakah tawa itu bahagia atau tidak boleh jadi kita ketawa dalam seluruh kesedihan   begitupun sebaliknya dan orang lain hanya melihat dari luar sungguh hanya dari luarnya saja.  Maka penilaian orang lain tidaklah relevan. Kita pun tak perlu menjelaskan panjang lebar karena kitalah yang tau persis perjalanan hidup yang kita lakukan, apakah kita bahagia atau tidak, tulus atau tidak hanya diri kita sendiri. Kita tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun bahwa kita baik-baik saja, buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan repotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain, karena toh kalau orang lain menanggapinya pada akhirnya tetap diri kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.

Apakah Allah akan mengampuni Dosa besar hambanya? Sungguh hanya Allah yang tahu, kita tidak bisa menebak, memaksa, merajuk itu hanya Allah yang tahu. Kisah seekor anjing dan pelacur dalam sebuah hadist riwayat Bukhari dan Muslim cukup memberi pelajaran bahwa selalulah berbuat baik, selalu … maka semoga besok lusa ada satu perbuatan baik yang kita lakukan menjadi sebab dosa kita diampuni  

Sungguh nasehat ini sangat tepat sekali bagi kita yang masih terus menyesali masa lalu kita yang buruk, yang hidup dalam ketakutan tentang keburukan itu dan terus berusaha lari dari kenyataan hidup kita, maka enyamlah dan saatnya melaksanakan nasehatnya.


Karena  sudah panjangmi tulisanya, cape’ ma’ juga kurasa mengetik maka ku kasi bersambungi nah. Tunggu mami bagian ke-Dua-nya nanti. Kalau na bilang artis ibu kota “Cekidot” di tulisan berikutnya. Kalau nda’ mau ki’ lama menunggu tulisanku langsung ki’ saja baca novelnya baru tulis tommi di blog ta baru kita baca tommi sendiri. Gampang ji toh :D

Wednesday, November 12, 2014

1 komentar: